[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Listen to Post”]
Materi S2C : Selasa, 19 April 2016 Durasi: 20 Menit
Nats : Galatia 6:1-10
Tema : Peran saling melayani dan bekerjasama dalam keluarga
PENDAHULUAN.
Selasa lalu telah kita pelajari dampak dari kesatuan: Meringankan beban dalam keluarga, melakukan perkara-perkara besar dan mendatangkan berkat Tuhan.
Hari ini kita belajar bagaimana menjalankan peran kita untuk saling melayani dan berkerjasama sebagai keluarga kerajaan Allah.
Manusia adalah mahluk sosial yang tetap membutuhkan kehadiran orang lain yang bisa menyemangati atau mendorong untuk tidak menyerah dan terus maju. Manusia tidak bisa hidup sendirian. Tuhan jelas berkata di awal penciptaan bahwa “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja…” (Kej. 2:16).
Ini menunjukkan dengan jelas bagaimana manusia sejak awal bukan dirancang untuk menjadi individualis-individualis egois yang berjalan sendirian, tetapi dibentuk menjadi mahluk sosial yang terhubung atau connected dengan sesamanya. Tidakkah kita pernah merasa bagai mendapat tenaga baru ketika mendapat dukungan dari teman-teman atau keluarga di saat kita mungkin sudah mulai berpikir untuk menyerah? Secara alamiah faktanya manusia adalah mahluk yang lemah dan terbatas.
Sejauh mana kita bisa melakukan sesuatu apabila hanya sendirian? Kelemahan dan keterbatasan ini cepat atau lambat bisa membuat kita patah semangat, frustasi dan kemudian menyerah. Di saat tekanan menerpa kita bertubi-tubi kita bisa kehabisan tenaga lalu mulai putus asa kehilangan harapan. Di saat seperti inilah kita butuh orang-orang yang peduli pada kita.
KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): bagaimana peran kita untuk saling melayani dan bekerjasama sebagai keluarga kerajaan Allah?
- Jadilah Penyemangat bagi keluarga
Sosok seperti ini dibutuhkan semua orang tanpa terkecuali, apalagi dalam urusan iman. Hidup di dunia hari ini tidaklah gampang. Tekanan krisis dan rupa-rupa penyesatan hadir di mana-mana menekan kita dari setiap arah. Cepat atau lambat, tenaga kita akan melemah dan kita bisa menyerah, terjatuh dan masuk ke dalam jurang kegelapan.
Di saat seperti inilah pesan Penulis Ibrani begitu penting. Artinya kebersamaan di antara saudara-saudari seiman haruslah terbina erat dalam dasar saling mengasihi, memperhatikan, mengingatkan dan menguatkan satu sama lain. Ini penting dalam menghadapi hari-hari yang semakin sulit seperti apa yang kita hadapi saat ini. Jalan terasa makin terjal, langkah terasa makin berat. Karena itu kita harus tetap meluangkan waktu untuk berkumpul bersama-sama agar saling mengingatkan, mendukung maupun menguatkan- (Ibr. 10:25). Jadilah penyemangat bagi semua orang.
- Saling mengingatkan/menasehati
Sepanjang Perjanjian Baru kita membaca berulang-ulang mengenai kepastian kedatangan Kristus untuk kali kedua. Dan berulang kali pula kita diingatkan bahwa kedatanganNya yang kedua sudah dekat. “Tuhan sudah dekat!” (Fil. 4:5b; Yak.5:8; Why 22:12). Adalah penting bagi kita untuk terus berjalan di jalur yang benar menjelang kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya yang sudah semakin dekat, sehingga kita akhirnya bisa mencapai garis akhir yang baik (2 Tim. 4:7). Untuk itulah kita perlu saling menyemangati, saling mendorong, menasehati, menguatkan dalam kasih, agar jangan ada di antara kita yang tergelincir keluar dari jalur, sehingga kita semua bisa mencapai garis akhir dengan baik.
Kesimpulan. Bangunlah hubungan yang kuat, utuh dan erat dengan orang lain, dan isilah hubungan itu dengan segala sesuatu yang positif. Saling menguatkan, membangun, mengingatkan, mendorong, tolong menolong, peduli satu sama lain, itu akan membuat kita bisa tetap kuat menghadapi hari-hari yang berat. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!
Write a comment:
You must be logged in to post a comment.