Materi S2C : Selasa, 18 Agustus 2015 Durasi: 20 Menit
Nats : Yesaya 1:2-3, 10-20
Tema : Penyebab seseorang sulit untuk menundukkan diri
PENDAHULUAN.
Menurut Alkitab dosa pemberontakan adalah tindakan yang jelas-jelas melawan Allah dan hukum-Nya. Bangsa Israel dikenal sebagai bangsa pemberontak. Melalui nabi Yesaya, Allah mengeluh tentang bangsa ini (Yesaya 65:2-3). Bangsa Israel terang-terangan mempersembahkan korban kepada para berhala. Dan itu sungguh menyakitkan hati Tuhan! Bagaimana dengan zaman sekarang? Tidak jauh berbeda!
Bahkan Alkitab menyebutkan pemberontakan ini tidak hanya kepada Allah saja tetapi kepada orang-orang yang seharusnya kita taati dan hormati. Pada akhir zaman nanti akan banyak muncul para pemberontak, termasuk kepada orang tua (2 Timotius 3:2). Kita wajib tunduk kepada Allah dan orang-orang yang Allah tentukan supaya kita taati dan hormati. Kalau tidak demikian, maka kita diibaratkan bangsa Israel yang sedang berdiri di hadapan mezbah untuk membakar korban bakaran kepada berhala. Kita sedang menimbulkan sakit hati Allah.
KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Penyebab seseorang sulit untuk menundukkan diri?
Kesombongan membuat seseorang tidak mau menundukkan diri kepada wewenang di atasnya, mungkin karena ia merasa lebih mampu; lebih kaya, lebih berkuasa; lebih tua, lebih pandai, lebih bisa, lebih pengalaman, lebih berpendidikan, dll.
- Tidak mau menerima pengajaran dari Tuhan
Ada orang tertentu yang memang sulit untuk diajar Yesaya 30:9, Firman Tuhan menyebutnya sebagai orang bebal yang bodoh (Ams.17:12). Khususnya bagi anak yang bebal, firman Tuhan mengatakan bahwa ia adalah kedukaan bagi ibunya (Ams.10:1-3). Jikalau bangsa Israel mendapat julukan bangsa yang tegar tengkuk, susah untuk diajar oleh Tuhan (Yes.1:2, Yes. 65:2-3) sehingga menyakiti hati Tuhan.
- Mempunyai sifat suka memberontak
Ada beberapa orang yang memang senang memberontak, selalu menentang. Kitab Yesaya 48: 8 band. Yes.44:22, Yer 33:8), memiliki sifat pemberontakan sejak dari kandungan. Orang seperti ini sangat sulit untuk menundukkan diri pada pimpinannya. Allah sama sekali tidak senang dengan pemberontak seperti ini. Beberapa contoh dan akibatnya: a). Bil 14:1-38, akibatnya tidak dapat masuk ke negeri perjanjian. b). Bil 21:9, akibatnya dipagut ular tedung.
- Menyimpan kekecewaan
Kekecewaan juga dapat membuat seseorang menjadi tidak mau menundukkan diri kepada wewenang yang ada di atasnya. Kekecewaan bangsa Israel dinyatakan mereka kepada Musa (Kel. 14:12, Bil.14:2-3, Bil. 21:5), dengan kata lain bangsa Israel berkata kepada Musa: “Musa, kami tidak setuju dengan caramu memimpin kami, lebih baik kami dipimpin oleh Firaun, raja Mesir”. Oleh sebab itu, jaga hati kita dari kekecewaan. Kekecewaan hanyalah akses bagi Iblis untuk menanamkan benih pemberontakan dalam diri kita, terhadap Tuhan, juga siapapun yang Tuhan tempatkan untuk memimpin kita.
Kesimpulan. Marilah kita belajar menundukkan diri, pertama-tama kepada Allah/suara Roh Kudus yang berbicara di dalam hati nurani kita. Kita juga harus belajar menundukkan diri kepada Orangtua, dosen/guru, dan lembaga lainnya seperti pemerintah dan pimpinan di kantor, Selanjutnya kita juga harus belajar menundukkan diri kepada hamba-hambaNya yang telah dipercaya untuk menjadi pengurus gereja, agar kehidupan kita bebas penuh dengan kedamaian. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!
Write a comment:
You must be logged in to post a comment.