Materi S2C : Selasa, 16 Juni 2015       Durasi: 20 Menit

Nats           : Yohanes 13:15

Tema         : Mendidik Melalui Teladan

PENDAHULUAN.

yesus teladanSelasa lalu telah belajar bagaimana menjadikan diri kita suatu teladan yang baik. Mujizat Terbesar bukan mendapatkan berkat besar (rumah, materi, dsbnya) tapi Mujizat adalah perubahan pribadi kita menjadi seperti Kristus.

Salah satu prinsip dalam pembelajaran kepada anak ialah melalui percontohan orang tua, yang lebih kuat pengaruhnya dibandingkan dengan pendidikan kognitif(pengetahuan). Disini anak melihat langsung keteladanan orang tua dalam menyikapi berbagai masalah. Anak juga ingin membuktikan apakah tindakan orang tua selaras dengan didikan yang disampaikannya. Percontohan merupakan bukti bahwa orang tua selaku pengajar tidak sekedar menyampaikan pengetahuan. Seperti yang dilakukan Tuhan Yesus sebagai The Master Teacher, salah satu metode pengajaran yang diterapkan ialah menghidupi ajaran-Nya. Tidak sekedar mengajar tentang pengampunan melainkan Ia sendiri menghidupi ajaran-Nya melalui doa pengampunan yang diberikan-Nya kepada orang-orang yang menyalibkan Dia (Lukas 23:34).

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Prinsip Pendidikan Melalui Percontohan Keluarga Eli :

  1. Melihat Model yang Salah

Kehidupan keluarga Imam Eli menarik untuk diangkat sebagai bahan kajian tentang pentingnya keteladanan. Sebagai senior, tentu Imam Eli mendidik Samuel. Tanpa disadari kehidupan Imam Eli berpengaruh dalam kehidupan Samuel ialah kegagalannya dalam melaksanakan pendidikan keluarga.

Apa yang terjadi dalam kehidupan Imam Eli di kemudian hari terjadi juga dalam rumah tangga Samuel. Meskipun tidak separah anak-anak Eli, salah satu alasan mengapa bangsa Israel meminta raja ialah karena anak-anak Samuel tidak hidup seperti dia (1 Sam 8:1-6). Mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Selain karakter anak-anak Samuel yang tidak baik, Samuel juga tidak memperoleh contoh bagaimana mendidik anak maupun membina keluarga yang takut akan Tuhan. Samuel membutuhkan model yang dapat memberikan konsep sebuah rumah tangga serta fungsi orang tua sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Kemungkinan juga apa yang dilakukan Eli dalam menegur anak-anaknya juga dicontoh oleh Samuel sehingga meskipun Samuel tegas terhadap orang lain tetapi tidak terhadap anak-anaknya.

 

  1. Anak Tanpa Disiplin

Sebagai kepala keluarga dan sekaligus imam, Eli tidak dapat menerapkan disiplin terhadap anak-anaknya. Segala kejahatan yang dilakukan anak-anaknya tidak ditindak tegas melainkan hanya memberikan teguran (I Samue1 2:23-25). Padahal dalam peraturan keimamam seharusnya mereka dikucilkan dari jabatannya sebagai imam. Akibatnya mereka tidak mempunyai rasa segan atau hormat kepada Eli.

Disiplin adalah bagian dari sifat yang dibangun orang tua dalam diri anak yang akan memberi jalan kehidupan kepada anak di mana disiplin tersebut menjadi efektif bila berjalan bersama kasih. Kitab Amsal banyak mengupas prinsip Alkitab dalam mendisiplinkan anak sebagai tindakan mendidik untuk kebaikan anak (Ams 3:11-12; 6:20-23). Baca Ams.19:18.

 

Kesimpulan. Jagalah hidup kita dengan sesuai Firman Tuhan, sebab suka-tidak suka, mau tidak mau hidup kita menjadi contoh/teladan bagi orang lain. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Materi S2C : Selasa, 09 Juni 2015

Nats          : Titus 2:1-10

Tema         : Menjadi Teladan

PENDAHULUAN.

teladanBulan Juni kita akan belajar Pilar delapan yaitu Menjadikan Jemaat Memiliki Otoritas Raja yang mengutamakan prinsip keluarga. Point pertama: tidak mengorbankan keluarga demi mencapai tujuan, yang telah dibahas beberapa minggu lalu dan sekarang kita akan belajar point Kedua:Kebesaran dari keteladanan.

Seorang teladan artinya sosok yang patut ditiru atau dijadikan panutan oleh orang lain, menjadi role model. Dunia akan selalu butuh juga haus akan keteladanan untuk dijadikan pelajaran berharga agar lebih baik lagi kedepannya. Dalam sejarah dunia kita menemukan banyak teladan, dalam alkitab kita pun bisa menemukan banyak keteladanan ini. Pertanyaannya, ada berapa banyak sosok yang layak untuk diteladani di hari-hari ini? Kemudian satu lagi, apakah kita sudah siap dan sanggup menjadi teladan? Ada banyak orang yang menolak dengan berbagai alasan. Mengapa harus saya? Biar orang lain saja kita teladani, kita tidak perlu sibuk untuk itu. Itu menjadi buah pemikiran banyak orang. Dan itu bukanlah sesuatu yang dianjurkan untuk menjadi pola pikir orang percaya.

Alkitab dengan sangat jelas menunjukkan bahwa kita semua diminta untuk tampil menjadi teladan-teladan dalam banyak hal mulai dari perbuatan baik hingga iman. Ayat bacaan hari ini menyatakan salah satu firman Tuhan yang mengingatkan kita untuk selalu berusaha untuk menjadi teladan.“Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu” (Titus 2:7).

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Empat Teladan yang Rasul Paulus Nasehatkan?

  1. Teladan dalam hidup memberi nilai dan dampak

Titus 2: 2-6à Dalam hal hidup harus memberi teladan, baik orang tua hingga orang muda. Ada nilai yang orang lain bisa rasakan dan ada dampak teladan yang baik dan kehidupan yang dibagikan 1Korintus 4:16, Filipi 3:17, 2 Tesalonika 3:7, 9. Rasul Paulus adalah contoh keteladanan yang luar biasa, ketika dia berkata ikuti teladanku, semua orang mengikuti dia, karena hidupnya memberi dampak. Apapun yang Rasul Paulus bicarakan selalu dia hidupi, apa yang dia katakan itu yang dia lakukan.

 

  1. Teladan dalam berbuat baik

Titus 2:7, Roma 12:17b, 1Petrus  1:12, Yohanes  3:11, Filipi 4:5a, Amsal 3:27 Mengajarkan kepada untuk melakukan kebaikan kepada semua orang, yaitu semua orang yang Tuhan bawa untuk bertemu dengan kita, dimanapun kita bertemu dengan orang itu, bukan hanya dalam bentuk materi tetapi juga perhatian, pada waktu susah kita hibur, jangan pernah menahan kebaikan yang kita mampu lakukan, karena ingatlah betapa baiknya Tuhan dalam hidup kita setiap hari.

 

  1. Teladan dalam kejujuran

Yesaya 33:15-16, Amsal 14:11b, Kita harus jujur dengan diri kita sendiri (Kita mempunyai  intergritas kepada diri kita sendiri), dan jujur dengan saudara kita.

 

  1. Teladan dalam memberikan pengajaran

Titus 2:7-8, Kita tidak bisa menuntut orang lain, jika kita sendiri belum bisa atau mampu melakukannya. Tuhan Yesus mengajar disertai Kuasa dan Otoritas. Teladan dari Tuhan Yesus membuat orang melihat-Nya dengan takjub dan mengikuti Dia.

 

KESIMPULAN. Jadikanlah diri kita teladan, sama seperti Kristus dan Para Rasul melakukan hal demikian. Hidup menjadi Teladan harus dimiliki oleh orang-orang yang memiliki otoritas Raja. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Materi S2C : Selasa, 02 Juni 2015

Nats           : Kejadian 19:1–26

Tema         : Belajar Dari Lot agar kita tidak mengorbankan

                 keluarga demi tujuan Bag. 2

PENDAHULUAN.

belajar dari lot bag 2Belajar dari Lot agar kita tidak mengorbankan keluarga demi tujuan Bagian 1: Lot salah dalam menilai posisi Allah dalam hidupnya sehingga menderita sengsara dan ketidak beruntungan. Kesalahan kedua yang dilakukan Lot ketika memilih ialah ia tidak memiliki (tidak mempedulikan) nilai tentang hubungan. Selanjutnya ada dua hal lagi yang patut diperhatikan nilai-nilai yang kita anut agar tidak mengorbankan keluarga demi mencapai tujuan.

 

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Apakah nilai-nilai salah yang dianut Lot?

  1. Yang ketiga, Lot tidak mempedulikan nilai keluarga dalam mengambil keputusan.

Memang bisnisnya seolah-olah berhasil. Ia mendapatkan harta (kekayaan), tahta (kedudukan sebagai pejabat kota) dan juga wanita (mendapatkan isterinya). Tetapi kita lihat akibatnya kepada kehidupan keluarganya begitu buruk dan memalukan.

Lot lambat laun ‘mengadopsi’ nilai moral kota Sodom yang rendah dengan menawarkan kedua anak gadisnya untuk “dipakai” oleh para lelaki kota Sodom guna melindungi dua malaikat yang menjadi tamunya (Kej. 19:8). Lot juga menjodohkan anak-anak perempuannya dengan pemuda kota Sodom, dan mereka, kedua bakal menantunya itu, tidak mau mendengar nasihat Lot dan menganggapnya sebagai orang yang berolok-olok saja (mengejek Lot) – Kej.19:14. Lot juga memiliki isteri yang mencintai kekayaan, sehingga ketika mereka harus melarikan diri ke luar dari Sodom, isteri Lot menoleh ke belakang dan menjadi tiang garam (Kej.19:26). Dan yang paling memalukan adalah apa yang terjadi antara Lot dengan kedua anak gadisnya sekeluar mereka dari kota Sodom (Kej.19:30–38).

Lot menghancurkan keluarganya sendiri akibat pilihan yang dibuatnya. Ia memperoleh apa yang dia inginkan tetapi moralitas keluarganya hancur. Akhirnya Lot kehilangan semuanya, baik hartanya maupun keluarganya, karena ia tidak mempedulikan nilai keluarga.

 

  1. Yang keempat adalah Lot tidak mempedulikan nilai jangka panjang. Ia bahkan mengorbankan nilai jangka panjang demi keuntungan jangka pendek. Ia menggadaikan kepentingan jangka panjang untuk kepentingan jangka pendek.

 Secara jangka pendek kelihatannya Lot berhasil mencapai apa yang ia inginkan dengan cepat. Tetapi ia kehilangan masa depannya. Hartanya habis ketika Sodom dan Gomora dibakar dengan api dan belerang (Kej.19:24–25). Isterinya mati menjadi tiang garam (Kej.19:26). Yang dibawa Lot keluar hanyalah pakaian yang menempel pada badannya dan kedua anak gadisnya yang bejat moralnya yang akhirnya melakukan perbuatan tercela terhadap ayahnya.

 

KESIMPULAN.

Lot salah memilih sehingga ia mendapatkan “kutuk” dan bukannya “berkat”. Ia salah memilih karena ia menganut nilai yang keliru, yaitu hanya menilai menurut keuntungan jangka pendek. Ia tidak mempedulikan nilai rohani (tidak mengutamakan Tuhan dan hal-hal rohani), nilai keluarga, nilai hubungan dan nilai jangka panjang. Kiranya kita menjadikan kisah ini sebagai pelajaran sehingga kita memiliki hati yang bijaksana ketika harus memilih. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Materi S2C : Selasa, 26 Mei 2015

Nats           : Kejadian 13:1–18

Tema         : Belajar Dari Lot agar kita tidak mengorbankan

                 keluarga demi tujuan Bag. 1

PENDAHULUAN.

belajar dari lotKebebasan yang dikaruniakan Allah kepada manusia adalah memilih.” Manusia bebas untuk memilih sesuai dengan kehendak bebas (free will) yang diberikan Allah kepadanya. Tetapi kita harus ingat bahwa, begitu kita memilih, maka kita menjadi “hamba” dari pilihan kita sendiri. Kita terikat untuk melakukan pilihan kita sendiri. Untuk setiap pilihan ada akibat atau konsekuensinya, apakah itu mendatangkan “berkat” atau “kutuk”.

Manusia membuat pilihan berdasarkan nilai-nilai yang ada di dalam dirinya, atau yang dianutnya! Nilai-nilai itu akan menentukan pilihan kita serta akibat yang ditimbulkannya kemudian.

Di dalam Alkitab ada contoh seorang membuat pilihan yang keliru dan harus menanggung akibat yang sangat buruk sebagai akibat dari pilihan yang dibuatnya berdasarkan nilai-nilai salah yang dianutnya (dimilikinya). Kita dapat mempelajari hal ini dari kisah Lot (keponakan Abraham).

Lot mewakili orang percaya yang salah dalam membuat pilihan. Alkitab mengatakan bahwa Lot adalah “orang benar” (2 Pet.2:7,8) yang hidup di tengah-tengah orang fasik atas pilihannya sendiri dan menderita akibat pilihannya sendiri. Mengapa Lot membuat pilihan yang keliru sehingga ia harus menanggung akibat yang sangat buruk? Itu adalah karena (walaupun Lot percaya Allah tetapi) ia menganut nilai-nilai yang keliru dalam dirinya.

 

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Apa saja nilai-nilai salah yang dianut oleh Lot?

  1. Lot salah dalam menilai posisi Allah dalam hidupnya.

Ia tidak mengutamakan Allah dalam hidupnya dan menilai segala sesuatu dari keuntungan yang dapat diperolehnya dan bukan berdasarkan sudut pandang Allah (Kej.13:13). Bukankah ini adalah nilai yang salah? Kej.13:6–7Lot tidak bertanya kepada Tuhan sebelum membuat pilihan atau setidaknya meminta nasihat pamannya Abraham, seorang yang takut akan Allah dan beribadah kepada Allah. Lot langsung membuat pilihan berdasarkan “keuntungan”  yang bisa dia peroleh. Kej.13:10–11, Lot tidak bertanya kepada Tuhan dalam doa untuk meminta petunjuk Tuhan, padahal Tuhan adalah “Penasihat yang Ajaib” Yes.9:5 Ini dikarenakan dalam hati Lot nilai bisnis dan keuntungan lebih utama dari Tuhan. Pada akhirnya kita semua tahu bagaimana akhir dari kisah Lot. Bukan sesuatu yang baik untuk dicontoh, bahkan sangat tragis dan memalukan.

 

  1. Kesalahan kedua yang dilakukan Lot ketika memilih ialah ia tidak memiliki (tidak mempedulikan) nilai tentang hubungan.

        Seharusnya ketika Abraham, pamannya, memberi penawaran kepadanya untuk memilih terlebih dahulu, maka seharusnya Lot mengembalikan itu kepada Abraham, pamannya. Sebab walau bagaimana pun Lot harus ingat bahwa karena (jasa) pamannyalah ia dapat berhasil dan kaya seperti sekarang ini. Lot “lupa” akan hubungannya dengan pamannya ini. Lot tidak mempedulikan nilai hubungannya dengan Abraham dan lebih memikirkan segi keuntungan, akibatnya ia salah dalam membuat pilihan dan harus menuai akibat yang buruk dari pilihannya itu.

 

KESIMPULAN. Belajar dari Lot agar kita tidak mengorbankan keluarga demi tujuan Bagian 1: Lot salah dalam menilai posisi Allah dalam hidupnya sehingga menderita sengsara dan ketidak beruntungan. Kesalahan kedua yang dilakukan Lot ketika memilih ialah ia tidak memiliki (tidak mempedulikan) nilai tentang hubungan. Dalam hidup ini hubungan sangat penting, baik hubungan dengan Tuhan, kerabat dan lain-lain agar tercipta kerukunan yang membawa berkat Tuhan (Maz.133:1-3). Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Materi S2C : Selasa, 19 Mei 2015           Durasi: 20 Menit

Nats          : Lukas 17:28-33; Kejadian 19:15-26

Tema         : Faktor – Faktor yang dapat mengorbankan Keluarga

PENDAHULUAN.

lotAlkitab menjelaskan bahwa ketika Allah menyatakan Kerajaan-Nya dengan menghukum kota Sodom dan Gomora, Allah menginginkan agar Lot dan keluarganya luput dari penghukuman dan memperoleh keselamatan. Namun kenyataannya, seorang dari keluarga Lot, yakni Istrinya, tidak menikmati bagian dalam konsep (rencana) Allah tentang penyelamatan itu, mengapa? Hal ini karena istri Lot tidak memperhatikan kehendak-Nya – Lukas 17:23.

 

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Faktor – Faktor yang dapat mengorbankan Keluarga:

  1. Karena Istri Lot adalah Pribadi yang suka “BERLAMBAT-LAMBAT” (Kej.19:6a).Ketika Allah sudah menetapkan hari penghakiman atas Kota Sodom dan Gomora, Allah mengutus dua malikat-Nya untuk memberitahukan rencana penyelamatan itu kepada Lot dan keluarganya. Namun kenyataannya dalam usaha meresponi tindakan Allah, Lot dan Istrinya menunjukkan suatu sikap yang kontra diktif (bertentangan) dengan keinginan Allah. Dia (istri Lot) menunjukkan sikap “berlambat-lambat” terhadap perintah Allah.

Dalam hal ini sebagai orang percaya, kita dituntut untuk bersikap responsif (cepat tanggap) terhadap kehendak Allah atas hidup kita. Sebagai pribadi yang sudah diselamatkan (orang yang berhak menerima janji-janji Allah dan menerima Kristus sebagai Jurus’lamat pribadi), harus bersikap peka dan agresif terhadap maksud-maksud Allah dalam hidup kita sehingga kita mendapat bagian dalam rencana Allah.

 

  1. Karena Istri Lot adalah Pribadi yang suka “MENOLEH KE BELAKANG

“”..larilah, selamatkanlah nyawamu; jangan menoleh kebelakang…” (Kej.19:17). Perintah ini juga disampaikan kepada istri Lot. Saat hukuman Tuhan sudah dilaksanakan atas kota itu, Lot bersama dengan istrinya sedang dalam usaha ‘berlari untuk menjauhkan diri’ agar terhindar dari bahaya ke tempat yang telah diperintahkan Tuhan. Tetapi istri Lot seolah-olah tidak menangapi perkataan itu sebagai perintah yang serius. Dia mengingat semua apa yang ada di belakangnya (harta kekayaannya) yang ada di Sodom. Dan akhirnya, ia menoleh ke belakang. Apa yang terjadi sesudah ia menoleh ke belakang? Ia menjadi TIANG GARAM (Kej.19:26 baca juga Fil.3:13-14). Menoleh ke belakang juga berbicara mengenai saat di mana kita selalu mengingat masa lalu kita yang mungkin saja itu menghalangi kita untuk masuk dalam rencana Allah. Dan akhirnya kita menjadi tiang garam. Dalam hal ini tiang garam berarti juga saat di mana kita tidak dapat berbuat apa-apa.

  1. Karena Istri Lot adalah Pribadi yang mudah “Putus asa”

“….dan JANGAN BERHENTI Kej.19:17.” Kata “jangan berhenti” dalam ayat ini mengacu pada pengertian bahwa segala sesuatunya berakhir. Istri Lot mengakhiri semuanya dengan menunjukkan sikap berhenti di tengah jalan. Sehingga Istri Lot tidak pernah mengalami kemajuan dalam meraih janji-janji Tuhan atas hidupnya.

 

KESIMPULAN. Faktor–Faktor yang dapat mengorbankan Keluarga: jika kita memiliki sikap berlambat-lambat dalam menjalani kehendak Allah. Waktu semakin cepat berlalu dan kita dituntut untuk lebih berkembang dalam menyikapi segala sesuatu yang Tuhan berikan. Kita juga jangan “menoleh kebelakang“ (yang kita alami pada masa lalu) jika hal tersebut menghalangi Rencana Tuhan. Dengan demikian kita tidak akan pernah berhenti dalam melayani Tuhan. Bersama Yesus maju terus. Tuhan Memberkati! Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Materi S2C  : Selasa, 12 Mei 2015

Nats            : Kejadian 13:1-14:24

Tema          : Menjadi pribadi yang tidak mengorbankan keluarga,

                  gereja dan masyarakat untuk mencapai tujuannya.

PENDAHULUAN.

abraham a life of faintMemasuki bulan Mei kita akan belajar Pilar delapan yaitu Menjadikan Jemaat Memiliki Otoritas Raja yang mengutamakan prinsip keluarga. Point pertama: tidak mengorbankan keluarga demi mencapai tujuan.

Sebagai anak-anak Raja, kita memiliki kuasa untuk mengelola berkat Tuhan. kuasa itu berasal dari Tuhan Yesus Kristus. Prinsip keluarga di dalamnya ada kasih dan saling menghormati, memperhatikan dan memelihara, demikian hendaknya setiap otoritas yang kita dapatkan dari Allah dilakukan dengan penuh kasih, tetap menghormati yang lain sebagai saudara, saling memperhatikan sehingga tidak mengorbankan pihak lain demi tujuan atau kepentingan pribadi atau golongan. Demikianlah otoritas kerajaan Allah dalam penerapannya dengan prinsip keluarga.

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Belajar dari Abraham (menjadi pribadi yang tidak mengorbankan keluarga, gereja dan masyarakat untuk mencapai tujuan):

  1. Abraham bukan orang yang tamak.
    Ini terlihat dari: a) Ia rela rugi/tidak kaya (Kej.13:8-9). Makin tinggi kerohanian seseorang, makin ia bisa mengabaikan kerugian materi. b) Ia menolak pemberian raja Sodom (Kej.14:22-24 bdk. dengan Elisa yang menolak pemberian Naaman dalam 2Raja 5:15-16). Itu sebetulnya adalah hak Abraham, tetapi ia tolak! Mengapa? (a). Harta orang Sodom ia anggap najis (Bdk. Kej 12:16 dimana ia mau menerima dari Firaun) (b). untuk menunjukkan bahwa orang benar bisa berbuat baik tanpa upah & (c). ia ingin menunjukkan bahwa sumber kekayaannya adalah Allah sendiri. Penerapan: Memang orang kristen juga tidak boleh sembarangan menolak berkat, pada saat ada orang yang mau memberi dia sesuatu. Tetapi kadang-kadang, kalau kita melihat bahwa dengan menerima pemberian itu kemuliaan Tuhan bisa berkurang, maka kita harus menolak pemberian itu.

 

  1. Abraham tidak melupakan Tuhan sekalipun ia kaya.
    Abraham tidak melupakan Tuhan, bisa kita lihat dari: Kej.13:3 kembali ke Kanaan, yang berarti Abraham hidup berdasarkan janji/perintah Tuhan. Kej.13:4,18 berbakti dan menyembah Tuhan Kej.14:20 – memberikan persepuluhan. Dengan tindakan ini ia mengakui bahwa harta/kekayaannya datang dari Tuhan.

 

  1. Abraham tidak egois, tetapi sebaliknya berkorban.
    a) Kej.13:8-9 ia menyuruh Lot memilih lebih dulu. Padahal Abraham bukan hanya lebih tua, namun juga pamannya. Bahwa ia menyuruh Lot memilih lebih dulu, menunjukkan sikap tidak egois/rela berkorban atau punya hati yang peduli kepada orang lain (bdkn Kisah perwira Romawi, yang meninggalkan statusnya untuk membawa kepentingan budaknya, padahal pada jaman itu budak disamakan dengan benda yang bisa diperjualbelikan. Namun perwira tersebut menaruh kepentingannya untuk memberkati orang lain. Dan hal inilah yang membuat Tuhan menjadi heran dengan iman seperti itu Mat.8:5-10. b) Kej.14:14-16Saat Abraham mendengar Lot ditawan, ia segera mengatur pasukan dan mengejar musuh untuk membebaskan Lot dan Keluarganya. Abraham mengambil resiko demi Lot yang begitu egois (Kej.14:19-20)

 

KESIMPULAN. Wujud pribadi yang tidak mengorbankan keluarga, gereja dan masyarakat untuk mencapai tujuan adalah tidak tamak, tidak melupakan Tuhan, dan Tidak egois tetapi rela berkorban serta memiliki hati yang peduli kepada orang lain. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Materi S2C  : Selasa, 28 April 2015

Nats           : Ester 10:1-3

Tema  : Karakteristik hasil Pengendalian yang baik Bagian 2

PENDAHULUAN

we are blessedMemiliki Otoritas untuk memegang kendali pemerintahan/kota/daerah harus memiliki karakteristik/ciri/ tanda dari hasil pengendalian yang baik dari materi selasa lalu ada 3: hasil yang pertama: kita menjadi pribadi yang cinta akan bangsa, pemerintahan kota/daerah, Kedua: Tempat kita diberkati Tuhan. Dan ketiga Tempat dimana kita mendatangkan Kerajaan Allah. Berikut ini Karakteristik hasil Pengendalian yang baik selanjutnya adalah: Berani Bekerjasa sama dengan Tuhan Untuk Men

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Karakteristik hasil Pengendalian yang baik?

1.    Bekerja Bersama dengan Tuhan untuk Mendatangkan Berkat

  • Ester dan Mordekhai adalah teladan bagaimana bekerja bersama Tuhan untuk mendatangkan berkat bagi dirinya, bangsanya dan kota dimana ia berada. Ester 4:1-17 mereka berpuasa selama tiga hari tidak makan dan minum baik malam maupun siang. Untuk meminta pertolongan Tuhan bagi keselamatan bangsanya Ester 8:1-6, 16-17; 9:1-4.
  • Pentingnya bekerja sama dengan Tuhan untuk mendatangkan berkat! Sebab hanya Tuhanlah yang sanggup memerintahkan berkat (Im.25:21; Ul 28:8; Maz. 133:3), di dalam Yesus Kristus, berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu (Gal. 3:14). Melalui iman kepada Tuhan Yesus kita menerima Roh Kudus yang akan memampukan kita memberitakan Injil Kristus, kita menjadi saksi-saksi Kristus (KPR.1:8) tentang kasih dan kebaikanNya dalam kehidupan kita. Sehingga kita akan tampil menjadi orang-orang yang dikuasai oleh Roh Allah untuk mewujudkan kerajaanNya di dunia ini (KPR 3:6). 

 

2.    Menjadi saksi dan berkat Bagi kota dengan menjadi “garam & terang dunia”.

  • Ester 10:1-3 Ester dan Mordekhai menjadi garam & terang dunia di seluruh kerajaan dikuasai mereka. Terbukti Mordekhai menjadi orang kedua di bawah raja. Sebagai ratu, Ester pun menjadi orang kedua di bawah raja. Dua orang “orang kedua di bawah raja” yang sehati memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi raja Ahasyweros. Mereka berdua mampu mengubah struktur pemerintahan di kerajaan itu. Tanpa perlu mencari hormat, hanya dengan menjadi garam dunia dan terang dunia, kehormatan itu datang dengan sendirinya bagi Mordekhai. Mordekhai dihormati oleh orang Yahudi (gambaran sesama orang Kristen), dan disukai sanak saudara (keluarga).
  • Penting menjadi garam dunia dan terang dunia di lingkungan keluarga terlebih dahulu. Setelah menjadi garam dunia dan terang dunia di tengah keluarga, kemudian di lingkungan orang Kristen, baru kemudian mencapai lingkup yang lebih luas: dunia. Sesuai dengan karakternya sebagai garam dunia dan terang dunia, Mordekhai melakukan perbuatan yang baik bagi bangsa Yahudi. Dia juga berbicara untuk keselamatan bangsanya.
  • Sudahkah kita seperti Mordekhai yang membicarakan tentang KRISTUS di dalam lingkungan keluarga? Sebagai terang dunia, tentu kita harus berbicara tentang terang KRISTUS, dan sebagai garam dunia, perbuatan kita harus menyedapkan kehidupan orang di sekitar kita Matius 5:16.

 

KESIMPULAN. Mampu mendatangkan berkat bagi kota dengan bekerjasama dengan Tuhan dan menjadi saksi Kristus dengan menjadi garam dan terang dunia merupakan Karakteristik hasil Pengendalian yang baik. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Materi S2C : Selasa, 21 April 2015

Nats           : Mazmur 122:6-7

Tema         : Karakteristik hasil Pengendalian yang baik Bagian1

PENDAHULUAN.

pengendaliNats diatas memberikan kita gambaran tentang pribadi seorang pemimpin yang memiliki Otoritas untuk memegang kendali pemerintahan /kota/ daerah harus memiliki karakteristik/ciri/ tanda dari hasil pengendalian yang baik.

Dalam Mazmur 122:6-7 terdapat kata “Sentosa” dalam ayat ke 6 dan ayat ke7, berkat rohani yang berlimpah, Tuhan akan memberikan perlindungan, kelimpahan, dalam ayat ke-7, Tuhan mempercayakan berkat materi yang berlimpah-limpah. Dalam sejarah Alkitab ada 3 tokoh yang sangat mencintai kota Yerusalem: dari mereka kita belajar 3 Karakteristik hasil Pengendalian yang baik antara lain:

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Karakteristik hasil Pengendalian yang baik?

  1. “Cinta” akan bangsa, pemerintahan kota/daerah Maz.122:6.

Doa Yesus bagi Kota Yerusalem Tanda kecintaanNya pada Umat yang tinggal didalamnya supaya terjadi Lawatan Tuhan bagi UmatNya. Ibr.5:7. Ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya”Luk.19:41. Kata “menangis” dalam bahasa Yunani tidak hanya berarti meneteskan air mata. Kata itu menunjukkan terjadinya ratapan, raung tangisan, rasa sesak di dada — isak dan tangisan jiwa yang menderita. Ia menangis karena Israel tidak tahu tentang apa yang bisa mendatangkan damai sejahtera bagi mereka. Seluruh kaum Israel dipanggil untuk tahu dengan pasti bahwa Kristus adalah damai sejahtera mereka (KPR. 2:36), dan banyak orang akan diyakinkan dan dipertobatkan.

Karakteristik hasil Pengendalian yang baik yang pertama dari pribadi Yesus adalah kita belajar mencintai Kota, bangsa, pemerintahan dimana kita berada.

 

  1. Tempat dimana kita diberkati Tuhan Maz.122:5-7.

Maz.137: 5-6, Daud berkata bila ia melupakan Yerusalem, biarlah ia kehilangan kekuatannya dan bila ia melupakan Yerusalem, biarlah lidahnya melekat pada langit-langit mulutnya, ia kehilangan kesukaannya untuk memuji dan menyembah Tuhan.

Karakteristik hasil Pengendalian yang baik yang kedua dari pribadi Daud adalah kita belajar bahwa kota dimana kita berada merupakan tempat kita diberkati Tuhan. Daud anak muda yang miskin, tapi sekalipun begitu, hatinya cinta akan Yerusalem. Alkitab mencatat anak muda yang miskin dan tidak ada apa-apanya ini diangkat oleh Tuhan menjadi Raja dan diberkati dengan berkat yang berlimpah-limpah.

 

  1. Tempat dimana Kerajaan Allah Hadir – 122:4

Daniel adalah seorang yang memiliki, roh yang luar biasa yang melebihi semua orang-orang yang ada di Babel, di negeri asing. (Daniel 6:3, 10-11). Daniel selalu berdoa dan memuji Tuhan kearah kota Yerusalem, dan Daniel selalu menjadi penasehat oleh raja.

Karakteristik hasil Pengendalian yang baik yang ketiga dari pribadi Daniel adalah kita belajar menghadirkan atau mendatangkan Kerajaan Allah di pemerintahan kota/daerah dimana kita ada. Ada apa dengan kota Yerusalem? Dikota Yerusalem terdapat Bait Allah, tanda bahwa Allah ada dan hadir dimana Janji Tuhan untuk mengirimkan “Hujan” kepada setiap orang yang sujud menyembah kepada Tuhan di Yerusalem. Zak. 14:16-17; Ul. 16:16, 11:14. Walaupun Daniel tinggal jauh dari Yerusalem, namun Ia tahu mendatangkan Kerajaan Allah dimana ia bekerja, dalam pemerintahan dll. Sehingga berkat Tuhan mengikutinya.

 

KESIMPULAN. Memiliki Otoritas untuk memegang kendali pemerintahan /kota/ daerah harus memiliki karakteristik/ciri/tanda dari hasil pengendalian yang baik yakni pribadi kita “cinta akan bangsa, pemerintahan kota/daerah” yang kedua Tempat kita diberkati Tuhan serta yang ketiga Tempat dimana kita mendatangkan Kerajaan Allah hadir maka Tuhan akan memberikan perlindungan, kelimpahan, mempercayakan berkat materi & berkat rohani yang berlimpah. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Materi S2C  : Selasa, 14 April 2015

Nats            : Yehezkiel 22:30-31

Tema          : Arti pengendalian Pemerintahan atas Kota/daerah secara rohani

PENDAHULUAN.

house of prayerMinggu lalu kita telah belajar bagaimana kita bisa memiliki Otoritas untuk memegang kendali pemerintahan /kota/daerah yakni menjadikan Tuhan sebagai menara yang Kuat dan melakukan doa keliling.

Untuk itu alangkah baiknya apabila kita mengerti arti pengendalian Pemerintahan atas Kota/daerah secara rohani melalui Doa. Doa merupakan pusat penjagaan bagi suatu kota dari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi akibat serangan musuh. Hidup menjadi rumah doa Mat.21:13 berarti sebagai tempat yang strategis untuk dapat mengintai dan mengendalikan keadaan kota serta daerah sekelilingnya.

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Arti pengendalian Pemerintahan atas Kota/daerah secara rohani adalah :

  1. Kita berdiri sebagai pendoa syafaat bagi Pemerintahan Kota/daerah sehingga Mendapat Perlindungan dan Keamanan Yehezkiel 22:30
  • Yesaya 62:1, 6-7 Karena kondisi kota-kota dan bangsa kita yang mengalami tantangan berat karena krisis multi dimensi. Kejahatan, teror, korupsi dan kemaksiatan yang merebak menuntut gereja-gereja dan kaum dunia kerja untuk bersatu dan berdoa sampai Tuhan menyatakan kemuliaanNya di kota-kota kita.
  • Pentingnya pendoa syafaat? supaya perlindungan dan keamanan terjadi di pemerintahan Kota/daerah dimana kita tinggal. Yeh.22:30 “Berdoa syafaat bagi transformasi kota-kota dan bangsa-bangsa” (Yes.62:1-12)“Demi transformasi bangsa, kita hamba-hamba Tuhan dan kaum dunia kerja bersatu dalam otoritas Allah, untuk senantiasa berseru-seru kepadaNya, mengingatkan Dia akan ikatan perjanjianNya, serta tidak membiarkan Dia diam sampai Ia menyatakan kehadiranNya dan kemulianNya atas kota-kota dan bangsa kita. Belajar dari Nehemia (Neh.1:4) Ketika ia mendengar berita tentang bangsanya yang porak poranda, ia segera berpuasa dan berdoa. Ia berkabung untuk bangsanya yang mengalami kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Ia pun mengakui dosa diri dan keluarganya, meski ia bukanlah penyebab kesukaran bangsanya. Mari kita belajar menjadi Nehemia bagi bangsa ini. Bukan terus-menerus mengkritik, tetapi setia berdoa dan berpuasa bagi negeri ini. Kita diselamatkan oleh Tuhan untuk menjadi para pendoa yang setia bagi Indonesia. Mari kita mulai sejak sekarang, tak ada kata tunda.

 

2.    Membangun dan menetapkan KUBU DOA sebagai pertahanan dalam menghadapi musuh kita yakni Iblis Luk.19:43.

·        Kubu doa adalah kelompok kecil umat percaya … sekitar 6-12 orang atau bisa juga lebih… yang telah mengambil tanggung jawabnya untuk berdoa bagi kehidupannya, keluarganya, gerejanya, masyarakat dan pemerintahan, dan bangsa-bangsa di seluruh dunia. Kelompok ini membuat perjanjian saling bertemu untuk doa bersama seminggu sekali di gereja. Setiap doa kira-kira antara 30 menit sampai satu jam bahkan lebih.

·        Pentingnya Membangun dan menetapkan kubu doa sebagai pertahanan? Paulus menyatakan hal ini di 2 Tes.3:1-2. Kita harus menjadi perisai bagi gembala kita dan semua mereka yang ada di kelima jawatan (Rasul, Nabi, Gembala, Pengajar Dan Penginjil) dengan doa. Kita perlu berdoa agar terjadi terobosan-terobosan rohani di gereja-gereja, untuk penyediaan Allah secara berkelimpahan, untuk jiwa-jiwa agar dimenangkan, dll. Kita perlu berdoa bagi semua yang ada di posisi pemimpin pemerintahan1 Tim.2:1-4. Kita harus bersyafaat bagi mereka dan percaya bahwa Tuhan akan membangun kepemimpinan yang saleh. Kita perlu berdoa bagi mereka yang belum lahir baru sehingga mereka bisa menerima Kristus sebagai Juruselamatnya.

 

KESIMPULAN. Kita sebagai Pendoa Syafaat menjadi penjaga kota yang berdiri tegak, mengintai, meninjau, menantikan Tuhan dan mendengarkan apa yang difirmankanNya (Im.6:12-13). Mari kita kepung musuh kita dengan kubu-kubu doa sampai mereka menyerah dan kita mendapat kemenangan yang luar biasa, mengalami berkat perlindungan dan keamanan di segala bidang. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Materi S2C : Selasa, 07 April 2015

Nats           : 2 Tawarikh 36:22-23, Ezra 1:1-3; Roma 13: 1-2

Tema         : Otoritas untuk memegang kendali pemerintahan/kota/daerah oleh Roh Kudus

PENDAHULUAN.

nama tuhanMemasuki bulan April kita belajar Pilar tujuh, Point ke empat: bagaimana kita bisa memiliki Otoritas untuk memegang kendali pemerintahan/kota/daerah oleh Roh Kudus. Setelah kita melewati masa pemilu presiden, barulah tanggal 21 Agustus 2014 Mahkamah Konstitusi memutuskan siapa presiden dan wakil presiden negara Indonesia. Banyak orang menganggap bahwa pemilihan Kepala Negara adalah semata-mata peristiwa politik sama seperti pemilihan umum yang lazim dilakukan oleh rakyat. Tetapi dalam firman Tuhan di atas kita membaca bahwa rancangan Tuhan terjadi dalam peristiwa politik. Semua rencana Tuhan yang terjadi di dunia ini telah mengambil sejarah dunia menjadi alat Tuhan untuk menggenapkan firman-Nya.

Tuhan memakai kejadian-kejadian di dunia ini, termasuk peristiwa politik seperti pemilu presiden maupun pemilihan-pemilihan kepala daerah sebagai salah satu alat Tuhan untuk menunjukkan kepada kita memiliki Tuhan yang memegang kendali dunia ini.

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Bagaimana cara kita memiliki otoritas untuk memegang kendali pemerintahan/kota/daerah!

  1. Menjadikan Tuhan sebagai Menara yang kuat bagi pemerintahan Kota/daerah dimana kita tinggal (Maz.33:12a, 16-17, 18:10)
  • Kebaikan dan keselamatan satu Negara/bangsa terletak dalam hubungannya dengan Allah, bila Tuhan  tidak dimuliakan dalam bangsa maka akan terjadi kehancuran (Maz.18:47-51; 44:4-7, 20:7). Ketika situasi-situasi yang tidak pernah terduga dan tidak dikehendaki sedang mengancam kota/daerah dimana kita tinggal, ingatlah akan salah satu nama Allah. Yakinlah—Dia akan berlaku setia sesuai dengan nama-Nya. ( 44:28; 45:1, 13; Ams.21:1). Kita menemukan bahwa Allah kita adalah Allah yang berkuasa. Yeremia 32:27.
  • Pentingnya menjadikan Tuhan Menara yang kuat? Maz.33:12a; Maz 127:1b membangun sesuatu diluar Tuhan, bukan tidak bisa, bukan tidak mungkin, bukan tidak berhasil, semua itu bisa, mungkin, berhasil tetapi akhirnya sia-sia. Kej 11: 4-9 Kita bisa luar biasa, hebat tetapi bukan dengan caranya Tuhan maka kita akan berhadapan dengan Tuhan. Di luar Tuhan, maka kita akan terkutuk yang pada ujungnya apa telah dihasilkan akan hancur Yer.17:5-6.

 

  1. Dengan melakukan Doa Keliling
  • Setiap hari Kamis pada awal Bulan, kita mengadakan doa keliling. Doa keliling adalah doa secara profetik untuk mengikat penguasa jahat yang ada disuatu tempat atau wilayah atau daerah, yang merusak secara fisik dan rohani. Usahakanlah kesejahteraan kota.. dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu (Yer.29:7). Kota dimana kita tinggal adalah tempat yang harus diperjuangkan dan didoakan, jadi tugas ini bukan hanya untuk pendoa saja tetapi juga untuk seluruh orang percaya.
  • Pentingnya doa keliling:: hal ini perlu dilakukan agar kota itu mengalami perubahan dan terjadi hal-hal yang luar biasa. Melalui Doa Keliling: (1)Kita Menggenapi firman Tuhan – Yosua 1. (2) Kita Memancangkan Panji-panji Kristus (Yos.1:3 6:4, Mat.9:35, 1Pet.5:7). Sarana yang Tuhan Berikan:(a). Darah Yesus Why.12:11; (b). Firman Tuhan Ef.6:17; (c). Roh Kudus KPR1:8; (d). Otoritas Rohani Luk.10:19; (e). Pelengkatan Senjata Allah Ef.6:11.

 

KESIMPULAN Tinggikanlah nama Tuhan diatas segalanya, baik dalam diri kita, keluarga, pelayanan, keluarga dan pekerjaan serta kota dimana kita berada. Serta lakukan apa yang Tuhan firmankan dengan sungguh-sungguh dengan melakukan Doa keliling bersama-sama hamba-hamba Tuhan setiap hari kamis pada awal bulan dengan Kuasa yang telah Tuhan berikan kepada kita dan nikmatilah berkat dibaliknya. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Loading...