Materi S2C : Selasa, 26 Mei 2015

Nats           : Kejadian 13:1–18

Tema         : Belajar Dari Lot agar kita tidak mengorbankan

                 keluarga demi tujuan Bag. 1

PENDAHULUAN.

belajar dari lotKebebasan yang dikaruniakan Allah kepada manusia adalah memilih.” Manusia bebas untuk memilih sesuai dengan kehendak bebas (free will) yang diberikan Allah kepadanya. Tetapi kita harus ingat bahwa, begitu kita memilih, maka kita menjadi “hamba” dari pilihan kita sendiri. Kita terikat untuk melakukan pilihan kita sendiri. Untuk setiap pilihan ada akibat atau konsekuensinya, apakah itu mendatangkan “berkat” atau “kutuk”.

Manusia membuat pilihan berdasarkan nilai-nilai yang ada di dalam dirinya, atau yang dianutnya! Nilai-nilai itu akan menentukan pilihan kita serta akibat yang ditimbulkannya kemudian.

Di dalam Alkitab ada contoh seorang membuat pilihan yang keliru dan harus menanggung akibat yang sangat buruk sebagai akibat dari pilihan yang dibuatnya berdasarkan nilai-nilai salah yang dianutnya (dimilikinya). Kita dapat mempelajari hal ini dari kisah Lot (keponakan Abraham).

Lot mewakili orang percaya yang salah dalam membuat pilihan. Alkitab mengatakan bahwa Lot adalah “orang benar” (2 Pet.2:7,8) yang hidup di tengah-tengah orang fasik atas pilihannya sendiri dan menderita akibat pilihannya sendiri. Mengapa Lot membuat pilihan yang keliru sehingga ia harus menanggung akibat yang sangat buruk? Itu adalah karena (walaupun Lot percaya Allah tetapi) ia menganut nilai-nilai yang keliru dalam dirinya.

 

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Apa saja nilai-nilai salah yang dianut oleh Lot?

  1. Lot salah dalam menilai posisi Allah dalam hidupnya.

Ia tidak mengutamakan Allah dalam hidupnya dan menilai segala sesuatu dari keuntungan yang dapat diperolehnya dan bukan berdasarkan sudut pandang Allah (Kej.13:13). Bukankah ini adalah nilai yang salah? Kej.13:6–7Lot tidak bertanya kepada Tuhan sebelum membuat pilihan atau setidaknya meminta nasihat pamannya Abraham, seorang yang takut akan Allah dan beribadah kepada Allah. Lot langsung membuat pilihan berdasarkan “keuntungan”  yang bisa dia peroleh. Kej.13:10–11, Lot tidak bertanya kepada Tuhan dalam doa untuk meminta petunjuk Tuhan, padahal Tuhan adalah “Penasihat yang Ajaib” Yes.9:5 Ini dikarenakan dalam hati Lot nilai bisnis dan keuntungan lebih utama dari Tuhan. Pada akhirnya kita semua tahu bagaimana akhir dari kisah Lot. Bukan sesuatu yang baik untuk dicontoh, bahkan sangat tragis dan memalukan.

 

  1. Kesalahan kedua yang dilakukan Lot ketika memilih ialah ia tidak memiliki (tidak mempedulikan) nilai tentang hubungan.

        Seharusnya ketika Abraham, pamannya, memberi penawaran kepadanya untuk memilih terlebih dahulu, maka seharusnya Lot mengembalikan itu kepada Abraham, pamannya. Sebab walau bagaimana pun Lot harus ingat bahwa karena (jasa) pamannyalah ia dapat berhasil dan kaya seperti sekarang ini. Lot “lupa” akan hubungannya dengan pamannya ini. Lot tidak mempedulikan nilai hubungannya dengan Abraham dan lebih memikirkan segi keuntungan, akibatnya ia salah dalam membuat pilihan dan harus menuai akibat yang buruk dari pilihannya itu.

 

KESIMPULAN. Belajar dari Lot agar kita tidak mengorbankan keluarga demi tujuan Bagian 1: Lot salah dalam menilai posisi Allah dalam hidupnya sehingga menderita sengsara dan ketidak beruntungan. Kesalahan kedua yang dilakukan Lot ketika memilih ialah ia tidak memiliki (tidak mempedulikan) nilai tentang hubungan. Dalam hidup ini hubungan sangat penting, baik hubungan dengan Tuhan, kerabat dan lain-lain agar tercipta kerukunan yang membawa berkat Tuhan (Maz.133:1-3). Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Write a comment:

You must be logged in to post a comment.

Loading...