Materi S2C : Selasa, 16 April 2019 Durasi: 20 Menit
Nats : Yakobus 5:12
Tema : Penerapan keterbukaan dalam keluarga
PENDAHULUAN.
Selasa ini kita akan belajar tentang Pilar 1 – Keluarga yang berpola keluarga Allah point delapan: Saling Terbuka.
Keterbukaan atau kejujuran dalam dalam segala hal itu sangat penting, meski kejujuran mungkin akan melukai tapi janganlah sengaja melukai dengan berkata hal-hal yang jujur. Dan keterbukaan berkaitan erat dengan kepercayaan. Alkitab sendiri mengatakan “Jika ya hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak” -Yak.5:12.
Kejujuran adalah sesuatu yang utuh. Tidak ada kebohongan di dalam kejujuran. Kejujuran adalah sifat Tuhan. Tuhan adalah kebenaran, dan apa yang berlawanan dengan kebenaran adalah dosa. Tuhan memerintahkan agar kita menjunjung tinggi kejujuran. Jika ada orang yang mengaku mengenal Tuhan, kejujuran akan menjadi salah satu dari sifat orang tersebut.
Jangan seperti yang tertulis dalam Mazmur 12:2 ”Mereka saling berdusta . . . dan menipu orang lain.” Tuhan memperhatikan dan menghargai upaya kita untuk jujur dalam segala hal- Maz 15:1-2; Ams.22:1. Lalu bagaimana menerapkan kejujuran atau keterbukaan dalam keluarga?
KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Penerapan keterbukaan dalam keluarga!
- Terbuka atau jujur pada diri sendiri
Supaya bisa jujur kepada orang lain, kita perlu jujur dahulu kepada diri sendiri. Ini tidak selalu mudah. Tuhan menegur Jemaat di Laodikia yang membohongi diri dengan berpikir bahwa mereka menyenangkan Allah padahal sebenarnya tidak-Why.3:17 Itu pun bisa terjadi atas kita. Yakobus menjelaskan, ”Kalau ada yang berpikir bahwa dirinya penyembah Allah tapi tidak mengendalikan lidahnya, dia menipu dirinya sendiri, dan ibadahnya sia-sia.”- Yak. 1:26.
Saat kita melihat ke cermin, kita melihat diri kita. Saat kita membaca Alkitab, kita melihat diri kita yang sebenarnya. Alkitab bisa memberi tahu kita kelebihan dan kekurangan kita sehingga kita bisa menyesuaikan cara berpikir, bertindak, dan berbicara- Yak.1:23-25. Tapi, jika kita berpikir bahwa kita tidak punya kelemahan, kita tidak bisa memperbaiki diri. Jadi, kita perlu jujur saat menggunakan Alkitab untuk memeriksa diri-Rat.3:40; Hag.1:5.
Doa juga bisa membantu kita memeriksa diri. Kita bisa meminta Tuhan untuk memeriksa dan membantu kita mengetahui kelemahan kita agar kita bisa memperbaikinya- Maz. 139:23-24. Kita bisa ingat bahwa ”Tuhan jijik terhadap orang licik, tapi Dia berteman akrab dengan orang yang lurus hati”-Ams.3:32.
- Jujur dalam Keluarga
Kejujuran sangat penting dalam keluarga. Jika suami dan istri saling terbuka, mereka akan saling percaya dan merasa aman. Ada banyak bentuk ketidakjujuran dalam perkawinan. Jika kita tidak jujur kepada pasangan kita bahkan dalam pikiran kita, perkawinan kita bisa rusak. Berikan ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!
Anak-anak juga perlu belajar bahwa kejujuran itu penting. Orang tua bisa mengajar mereka tentang hal ini dari Alkitab. Alkitab menyebutkan banyak contoh tentang kejujuran. Cth: Yakub menyuruh anak-anaknya mengembalikan uang yang mereka temukan-Kej.43:12, Yefta dan putrinya menepati janji kepada Allah-Hakim 11:30-40, dan Yesus selalu jujur bahkan dalam situasi yang sulit-Yoh. 18:3-11. Jika orang tua mengajar anak-anak untuk jujur tapi mereka sendiri tidak jujur, anak-anak akan bingung- Rom. 2:21. Jika anak-anak melihat orang tua mereka jujur, mereka bisa menjadi orang tua yang jujur saat mereka punya anak-anak sendiri- Ams.22:6; Ef.6:4. Berikan ilustrasi!
KESIMPULAN. Berdoa dan membaca Alkitab bisa membantu kita memeriksa diri kita yang sebenarnya dan membuat perubahan. Kejujuran membuat kita memiliki hati nurani yang baik. Tuhan menghargai setiap upaya kita untuk jujur atau terbuka. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!