Materi S2C : Selasa, 26 Februari 2019 Durasi: 20 Menit
Nats : 1Yohanes 3:11-18
Tema : Peran keluarga dalam mewujudkan kehidupan yang
penuh dengan kasih
PENDAHULUAN.
Dalam 1Yohanes 3:1, Ia menegaskan bahwa kita memang menjadi bagian dari keluarga Allah “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah!”
Ciri khas dari anak-anak Allah, antara lain, “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah” 1Yoh. 4:7. Karena “kasih itu berasal dari Allah,” maka cara utama untuk mencerminkan hati Bapa adalah dengan menunjukkan kasih yang merupakan sifat-Nya. Kiranya melalui hidup kita, kasih Allah itu dapat dialami oleh sesama. Karena kasih merupakan salah satu ciri khas keluarga kita di dalam Tuhan. Dasar inilah yang perlu dibangun dalam keluarga, bahwa setiap anggota keluarga hendaknya diikat oleh kasih yang sama, sehingga semuanya dapat berbagi kasih.
KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Peran Keluarga dalam mewujudkan kehidupan yang penuh dengan kasih
- Jadilah teladan atau panutan dalam tindakan/perbuatan kasih
Kita semua tahu bahwa kasih itu harus diwujudkan dalam perbuatan kasih-1Yoh.3:18. Kasih memang mudah untuk dibicarakan, namun lebih penting dari itu adalah bagaimana orang bisa melihat kasih melalui perbuatan baik kita yang nyata. Sosok terdekat dan paling mudah dijadikan contoh oleh anak adalah orangtuanya. Tak perlu banyak teori atau nasihat yang harus kita berikan kepada anak. Ketika kita berharap anak kita bisa memiliki kepribadian yang baik dan bertanggung jawab penuh dengan kasih sayang, tunjukkanlah perilaku tersebut agar dapat langsung dilihat dan ditiru anak dalam kehidupannya sehari-hari.
- Jadilah teladan atau panutan dalam ucapan yang penuh kasih
Ef.6:1-4; Kol.3:18-21 mengajarkan agar suami mengasihi istri dan tidak boleh kasar bahkan menggunakan kata-kata yang menyakitkan hati istri dan anaknya, istri tunduk dan taat kepada suami dalam segala hal.
Keteladanan orangtua dihadapkan anak-anak, termasuk dalam segi perkataan, sikap, penampilan dan perbuatan. Contoh : Suami isteri dapat berkata seorang terhadap yang lain, “Terima kasih, memang kita berbeda suku, berbeda pendidikan, berbeda latar belakang, berbeda status sosial, dan sebagainya, namun karena kasih Allah kita dipersatukan”.
Teladan dan panutan dapat dimulai dengan keberanian untuk dapat mengucapkan tiga hal ini yakni : mengucapakan kata tolong, maaf dan terima kasih. Mengucapkan ketiga hal di atas menunjukkan sikap kita dalam menghargai sesama dan peka terhadap kebaikan orang lain. Mungkin ini lebih sederhana daripada mengajarkan kata maaf karena kadang orangtua malu meminta maaf terhadap anak. Padahal anak kita dapat belajar cara mengakui kesalahan dan tidak tumbuh menjadi pribadi yang mendendam-Kol. 3:14.
Kesimpulan. Apabila keluarga memiliki kasih sebagai pengikat dalam keluarga, keluarga akan bertahan kokoh. Kasih sebagai pengikat dalam keluarga adalah dasar yang paling penting dalam keluarga. Rasul Paulus mengingatkan jemaat Kolose bahwa jika Kristus telah datang sebagai pribadi yang mempersatukan, maka semua orang harus hidup sama seperti Kristus.
Milikilah kasih itu-I Kor. 3:4-7 dan hiduplah sama seperti Kristus hidup “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Ef.4:32. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!