Materi S2C : Selasa, 01 Mei 2018 Durasi: 20 Menit
Nats : 1 Yohanes 3:14-16
Tema : Arti korban dan mengorbankan
PENDAHULUAN.
Bulan Mei ini kita akan mempelajari intisari pilar VIII (8) Keluarga Imamat Rajani, yaitu menjadikan Jemaat yang berotoritas dengan Prinsip Keluarga, point ke-satu:Tidak mengorbankan keluarga demi mencapai tujuan. Pilar 8 adalah penerapan prinsip keluarga dalam pengelolaan hidup yang berotoritas kerajaan Allah. Fokus dalam bagian ini ditujukan kepada setiap orang percaya untuk tidak mengorbankan keluarga dan nilai-nilai kekeluargaan dalam mencapai tujuan maupun kekuasaan dalam bidang apapun. Otoritas adalah wewenang, hak atau kuasa untuk mewajibkan kepatuhan. Dari segi iman Kristen, Allah mempunyai hak dan kuasa tertinggi untuk menuntut kepatuhan, karena Dialah sang Pencipta dan Tuhan segala bangsa. Otoritas itu penting karena otoritas akan mengendalikan hidup seseorang: 1) Mempengaruhi perilaku kita (baik atau buruk); 2) Mempengaruhi keputusan-keputusan kita (benar atau salah); 3) Mempengaruhi pilihan-pilihan kita (ya atau tidak).
Secara umum, akhir-akhir ini ada krisis otoritas yang menyebar luas dalam masyarakat, dan satu-satunya otoritas yang diterima oleh banyak orang adalah otoritas yang secara sadar dipilih oleh dirinya sendiri. Ukuran untuk baik dan buruk, benar dan salah, ya dan tidak, diukur oleh diri sendiri tanpa alat (indikator) yang jelas. Memang kitalah yang mengambil keputusan dari sekian banyak pilihan hanya saja atas dasar (otoritas) apa kita mengambil keputusan tersebut? Sebagai anak-anak Raja, kita memiliki kuasa untuk mengelola berkat Tuhan yang dipercayakan selama kita hidup di dunia ini, namun kuasa itu adalah dari Raja segala raja, dari Tuhan Yesus Kristus yang telah menyerahkan diri dan mati karena kasihNya bagi kita. Hendaknya dalam kehidupan ini, setiap anak-anak Tuhan berpadanan pada Yesus, yang hidup bagi misi Allah Bapa dan kasihNya kepada mempelaiNya yaitu gereja Tuhan.
KALIMAT KUNCI (KAL_KUN):Arti korban dan mengorbankan?
- Persembahan nyawa
Ini merupakan ungkapan kasih yang lebih besar dari umat percaya, apabila seseorang yang mengorbankan nyawa untuk kemuliaan Kristus maupun untuk saudara-saudara atau sesama-1Yoh.3:16, keluarga kita dan lain sebagainya-Mat.10:39; Luk.14:26; Yoh.15:13; Kis.15:26.
Sebagi contoh: Kisah dari Stefanus, martir pertama yang dibunuh oleh kaum Farisi dengan melemparinya dengan batu-Kis.7:54-60. Aplikasinya: Kesediaan berkorban dan menderita bagi orang lain dengan mengesampingkan kepentingan diri sendiri, itulah makna dari persembahan nyawa tersebut.
- Persembahan tubuh
Persembahan tubuh, yakni memelihara kekudusan hidup dengan menjauhkan diri dari perbuatan najis dan dosa yang tidak berkenan kepada Tuhan-Rom.12:1; Yak.1:27. Aplikasi : setiap anggota keluarga wajib menjaga kekudusan hidup, supaya persembahan kita berkenan kepada Allah & merupakan ibadah yang sejati.
- Persembahan hati dan mulut, dengan menaikkan puji-pujian dan bibir yang memuliakan Allah dengan ucapan syukur – Ibr.13:15;Maz.28:7; 30:4; 51:19; Ef.5:1-20.
“Di segala tempat dan situasi kita tidak boleh menggunakan lidah dan mulut kita untuk hal-hal yang menyakitkan hati Allah dan orang lain, tetapi justru dipakai untuk memuliakan Dia-Yak3:5. Aplikasi : Keluarga yang senantiasa mengucapkan syukur sebagai korban kepada Allah, akan mendatangkan berkat Tuhan.
Kesimpulan. Tidak mengorbankan keluarga demi mencapai tujuan dapat terwujud apabila kita memahami arti korban dan mengorbankan dari Teladan Yesus, dimana Ia persembahan nyawa, persembahan tubuh serta persembahan hati dan mulut. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!