[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Listen to Post”]
Materi S2C : Selasa, 12 April 2016 Durasi: 20 Menit
Nats : Filipi 2:1-11
Tema : Dampak dari kesatuan dalam keluarga
PENDAHULUAN.
Selasa ini akan kita pelajari pilar 1 point ke ke-enam : “memiliki relation yang erat (keintiman)”. Tercapainya kesatuan/keintiman yang berorientasi pada Tuhan.
Alkitab menjelaskan bahwa Kesatuan adalah hal yang penting. Doa Yesus pun juga berkaitan dengan kesatuan Yoh 17:20-23. Ada dampak atau akibat jika kita bersatu, baik dalam keluarga, gereja, dan berbangsa. Oleh sebab itu kesatuan berbicara tentang satu dalam pikiran, perasaan & kehendak.
KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Dampak dari kesatuan dalam keluarga !
- Meringankan beban
Paulus menganggap Timotius dapat diandalkan dan teruji dalam membimbing orang lain. Paulus menulis, “… Karena tak ada seorang pun padaku, yang sehati dan sepikir dengan aku dan begitu bersungguh-sungguh memerhatikan kepentinganmu” (Filipi 2:19,20).
Jika kita hidup sehati dan sepikir merupakan tanda kesatuan. Hal yang sama terjadi dan dialami oleh Rasul Paulus ketika ia harus memikul beban seberat apaun dalam pelayanan karena ada kesatuan antara Paulus dengan anak rohaninya Timotius maka beban seberat apapun dalam pelayanan dapat mereka tanggung.
- Melakukan perkara-perkara besar
Jikalau kita bersatu dalam keluarga, kita dapat berkata seperti Yosua, Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN! Yosua 24:15d. Kesatuan itu selalu dapat mengerjakan hal-hal diluar jangkauan pikiran kita (Kej. 6:8, 7:1, 8:18-20).
Jika ada orang-orang yang mau sehati dalam keluarga untuk melayani Tuhan, mereka akan dapat melakukan hal-hal yang hebat. Berapa banyak orang yang membuat bahtera yang besar itu? Ini dapat dibuat oleh sebuah keluarga Nuh yang memiliki kesatuan. Kalau tidak memiliki kesatuan, jangan berharap kita akan mencapai Kepenuhan Allah di tahun 2016 ini.
- Mendatangkan berkat
Alkitab berkata bahwa berkat Tuhan akan diperintahkan kepada mereka yang hidup bersama dengan rukun (Maz.133). sebagai contoh Kisah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya-2 Raja-Raja 4:1-7. Dia beserta anak-anaknya hidup sangat kesulitan sehingga harus menjual segala barang miliknya. Saat mengadukan masalahnya kepada Nabi Elisa, janda itu berkata bahwa hanya ada sebuah buli-buli berisi minyak. Elisa kemudian menyuruh untuk meminta bejana milik orang lain, dan menuangkan minyak yang ada kepada bejana-bejana yang sudah terkumpul.
Janda itu menyuruh anaknya untuk meminta bejana dari tetangga-tetangga. Setelah anaknya pulang, ia menutup pintu, dan menyuruh anaknya membantunya. Sang ibu akan terus menuangkan minyak, sementara anak-anaknya memindahkan bejana yang sudah penuh dan menggantinya dengan yang masih kosong. Setelah semua bejana terisi penuh, maka minyak itu berhenti mengalir.
Dengan menjual minyak yang ada di beberapa bejana, keluarga itu dapat membayar hutang, dan dapat hidup dengan baik. Sungguh itu semua berkat Tuhan Allah. pernah kita berpikir bagaimana kalau anak-anaknya tidak mau meminta bejana tetangga? Bagaimana kalau anaknya malas membantu ibunya? Tidak mau memindahkan bejana yang sudah terisi minyak? tentu minyak yang didapatkan hanya sedikit saja.
Kesimpulan. Mari kita belajar melalui kisah keluarga sederhana ini, dimana ibu dan anak-anak bisa bersatu untuk terus berusaha dan bekerja. Bersatu hati dan percaya bahwa Tuhan Allah akan memberkati mereka. Kesatuan keluarga adalah kunci berkat Allah dampak kesatuan yang lain: dapat meringankan beban & dengan kesatuan kita mampu melakukan perkara-perkara besar. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!
Write a comment:
You must be logged in to post a comment.