Materi S2C : Selasa, 14 Februari 2017 Durasi: 20 Menit
Nats : Matius 5:9; 2 Korintus 5:18-19
Tema : Panggilan Hidup seorang Imam Tuhan
adalah Pendamai atau pembawa damai.
PENDAHULUAN.
Minggu lalu telah kita kita pahami bahwa Tuhanlah yang menetapkan kita sebagai imam-imamNya. Sebagai Imam ada tugas yang tidak boleh kita abaikan salah satunya yakni membawa damai. Dalam perjanjian Lama tugas seorang imam adalah menjadi pendamai, antara manusia dengan Allah (Im. 16:6, 34; 19:22). Dalam perjanjian Baru “Orang yang membawa damai disebut anak-anak Allah” Mat.5:9.
Orang-orang yang membawa damai dikatakan sebagai orang yang berani mengambil resiko dalam mencampuri perselisihan dengan maksud untuk mendamaikan, untuk memulihkan hubungan yang retak, dan bahkan untuk melakukan perbaikan bila perlu. Dan mereka juga memperhatikan langkah-langkah pencegahan supaya damai sejahtera tetap tercapai. “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran manusia” (2 Kor.5:19).
Oleh karena itu, kita orang percaya juga dipanggil untuk melaksanakan perdamaian yang telah terlebih dahulu dikerjakan oleh Allah bagi dunia ini- Rom.5:11; 2 Kor.5:18.
KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): bagaimana caranya agar kita bisa menjadi Imam yang pendamai atau pembawa damai?
- Zakharia 8:16 Berkata yang benar dengan kasih.
- Berkata yang benar bukan saja terlihat dalam tindakan, namun juga harus keluar dari hati- baca Yer. 9:8.
- Mengapa kita harus berkata-kata yang baik dan benar dengan kasih ? Ams 15:1; 18:4. Ketika berhadapan dengan kemarahan, jawaban yang lemah lembut akan mendorong untuk rukun kembali dan berdamai (1Sam 25:31-34), sedangkan kata-kata yang keras akan meningkatkan kemarahan dan permusuhan (Kol 4:5-6).
Aplikasi: Hendaklah kita selalu berkata yang benar dengan kasih, hal itu mendatangkan kedamaian.
- Zakharia 8:19 Panggilan kita sebagai imam yang mencintai damai.
- Hanya orang yang mempunyai panggilan (Mat.5:9) dan kita bisa menjadi pendamai atau pembawa damai di tengah lingkungan yang penuh dengan konflik apabila kita cinta damai.
- Paulus mencintai kedamaian. Kol.3:13 Paulus menasehatkan bahwa orang Kristen adalah seseorang yang pemaaf bukan pendendam. Orang Kristen dikenal sebagai pembawa damai meski dirinya berada di tengah-tengah konflik. Dan sekali lagi Paulus mendasarkan tindakan orang Kristen ini berdasar karya pengampunan Tuhan Yesus di kayu salib.
- Menjadi pendamai atau pembawa damai, tidak menjamin kita akan terbebas dari konflik atau gesekan dengan sesama, namun yang harus diperhatikan bukannya seberapa besar konflik itu, melainkan bagaimanakah sikap kita dalam menyikapi konflik tersebut? Apakah kita tetap mampu menjawab panggilan kita sebagai pembawa damai atau tidak?
Aplikasi: Hidupilah panggilan kita sebagai pembawa damai dan pendamai di tengah dunia yang miskin kasih dan membenci damai.
Kesimpulan. Sebagai Imam yang ditetapkan dan diurapi oleh Tuhan, hendaknya kita memahami panggilan kita sebagai pendamai dan bukan pembuat masalah. Dengan cara : perkataan kita selalu baik dan benar dengan penuh kasih dan kita menjadi pribadi yang suka atau cinta damai supaya tercipta damai dimanapun kita berada. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!
Write a comment:
You must be logged in to post a comment.