Materi S2C  : Selasa, 07 Agustus 2018      Durasi: 20 Menit

Nats           : 1 Samuel 3:1-21

Tema         : Prinsip penundukan diri yang benar sesuai Firman

                   Tuhan Bagian 1

PENDAHULUAN.

      Bulan Juli kita akan mempelajari intisari pilar VIII (8) Keluarga Imamat Rajani, yaitu menjadikan Jemaat yang berotoritas dengan Prinsip Keluarga, point keempat “Otoritas dari Hasil Penundukan Diri”. Apakah otoritas itu? Otoritas adalah wewenang, hak atau kuasa untuk mewajibkan kepatuhan. Dari segi iman Kristen, Allah mempunyai hak, kedaulatan dan kuasa tertinggi untuk menuntut kepatuhan dari ciptaan, karena Dialah Tuhan segala bangsa.  Allah juga berdaulat menetapkan semua otoritas yang ada, baik orang tua, pemerintah, atasan dalam pekerjaan, dan pemimpin rohani dan lain sebagainya.

 

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Prinsip penundukan diri yang benar sesuai Firman Tuhan Bagian 1:

  1. Tetap berada dalam “payung” otoritas, artinya jangan memberontak terhadap otoritas apalagi keluar dari otoritas.

      Sikap kita terhadap otoritas adalah tunduk dan taat. Tunduk, artinya menerima dan menghormati otoritas yang di atas kita. Taat, artinya melakukan perintah selama otoritas diatas kita tersebut tidak membawa kita berbuat dosa, sesuai aturan kebenaran dan sesuai dengan firman Tuhan- Kel. 1:15—21.

      Aplikasi : Belajar dari Samuel, prinsip penundukkan diri yang benar sesuai Firman Allah adalah Ia tetap berada dalam payung otoritas Imam Eli-1Sam.3:9-10, 17—21 (Berilah ilustrasi).

 

  1. Apabila ada kesalahan atau kelemahan pada pemegang otoritas, tetaplah menjadi orang-orang yang bertanggung jawab dan tunduk pada otoritas, bukan memberontak. 

Otoritas yang Tuhan berikan berkaitan erat dengan kebenaran. Perlu diingatkan bahwa posisi yang dipegang dan  didapat/diperoleh saat ini adalah karena Tuhan yang memberikan dan menetapkannya, entah ia sebagai pemegang otoritas atau yang berada dibawah otoritas. Jika seseorang menginginkan posisi itu tetap kokoh, ia harus belajar untuk hidup benar dihadapan Tuhan. Amsal 16:12 mengatakan: “.. tahta menjadi kokoh oleh kebenaran”.

Hidup benar dihadapan Tuhan, bertanggung jawab, kesetiaan dan ketekunan dalam melaksanakan hal-hal yang dipercayakan, maka Tuhan akan memberikan promosi untuk hal-hal yang lebih besar lagi. Namun sebaliknya, apabila keluar dari otoritas menyebabkan kehilangan kesempatan.

Samuel bertumbuh dibawah pengawasan seorang imam, walaupun imam Eli  sudah tidak diurapi, tetapi Samuel tetap tunduk pada otoritas jabatan imam tersebut. Ia tidak sibuk mengoreksi atau menggosip imam Eli. Ia memberi diri dibawah pengawasan imam Eli. Ia memilih menjadi orang yang bertanggung jawab. Merupakan bagian dan tanggung jawab Tuhan untuk berurusan dengan imam Eli sesuai dengan caraNya. Dan sikap inilah yang membawa Samuel kepada perkenan dan pemakaian Allah yang lebih besar atas dirinya.

Aplikasi : Prinsip penundukkan diri yang benar sesuai Firman Allah adalah menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan tunduk pada otoritas, bukan memberontak dengan otoritas yang ada. Sikap inilah yang membawa Samuel menjadi nabi yang Tuhan pilih-1Sam.3:20-21.


Kesimpulan. Tunduk pada otoritas bukan berarti kita harus menaati hal yang salah. Kita perlu menaati hal yang benar, tetapi menolak perintah yang salah yang bertentangan dengan aturan kebenaran dan firman Tuhan- Kel. 1:15-21. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Loading...