Materi S2C : Selasa, 11 September 2018 Durasi: 20 Menit
Nats : Kisah Para Rasul 3:1-10
Tema : Langkah untuk mengubah mental Pengemis
PENDAHULUAN.
Ada tiga tugas panggilan gereja: Diakonia (melayani), koinonia (bersekutu) dan marturia (bersaksi). Pelayanan diakonia harus mampu memberdayakan, membangun dan membentuk persekutuan persaudaraan sehingga dalam mewujudkan persekutuannya jemaat yang melayani antara satu dengan yang lain.
Diakonia, bukan untuk menciptakan ketergantungan, melainkan untuk memberdayakan dan membebaskan! apakah diakonia yang selama ini dilakukan sudah dapat memberdayakan warga jemaat di dalam kehidupannya. Ataukah hanya menciptakan ketergantungan yang pada akhirnya membuat jemaat menjadi jemaat yang memiliki mental ‘pengemis’.
Kisah Para Rasul 3:1-10, sebagai wujud dari pelayanan diakonia yang memberdayakan dan membebaskan tersebut. Dalam peristiwa ini, si lumpuh membutuhkan sedekah, tetapi kebutuhannya lebih dari itu. Apapun bentuk sedekah yang diberikan, termasuk emas dan perak, tidak akan memberi kesembuhan. Berapa banyak pun uang yang diberikan kepada orang lumpuh, tetap saja ia lumpuh. Tak ada sedekah yang dapat mengubah hidupnya. Sedekah hanya menempatkan hidup si lumpuh dalam rutinitas meminta dan menerima.
Diakonia yang dilayankan oleh Petrus dalam peristiwa ini adalah diakonia yang mengantar si lumpuh melihat dan mengalami kemungkinan baru yang lebih baik. Bukan dengan uang, melainkan dengan iman dan kasih yang melayani, menguatkan dan selanjutnya membebaskan. Berdasarkan contoh peristiwa tersebut, pelayanan diakonia harus menuntun pada iman yang di dalamnya karya pembebasan Allah menjadi nyata. Kalau itu terjadi, maka nama Tuhanlah yang dipuji, bukan nama orang-orang yang memberi sedekah.
KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Langkah untuk mengubah mental Pengemis:
- Hidup kita tidak bergantung pada belaskasihan orang lain tetapi kepada Allah.
Dalam hukum alam, kupu-kupu harus berjuang sendiri keluar dari kepompongnya agar sayapnya semakin kuat. Seperti hidup, jika kita tidak berjuang dan hanya menerima belas kasihan orang lain maka kita tidak akan mandiri dan berkembang dengan baik.
Diakonia seharusnya mengubah orang sakit yang hanya bisa meminta-minta (tergantung) menjadi orang sembuh. Diakonia bukan persoalan memberikan uang kepada orang miskin, tetapi berbagi solidaritas dengan mereka yang membutuhkan. Diakonia, bukan untuk menciptakan ketergantungan melainkan untuk memberdayakan dan membebaskan-Luk. 6:38; Kis. 20:35
- Mengetahui potensi diri sendiri akan membawa kita mampu melakukan hal-hal yang ajaib
Tuhan sudah menyediakan segalanya secara cukup bagi kita untuk bisa berhasil dan bisa memberkati orang lain. Ada banyak orang disekitar kita yang terabaikan, tertolak, tersisih dan tersingkir, mereka butuh pertolongan, dan kita bisa menyatakan kasih Kristus kepada mereka dengan apa yang kita miliki.
Periksalah apa yang ada pada kita dan pergunakanlah. Tuhan bisa memakai segala sesuatu yang terlihat sederhana atau kecil sekalipun dari kita secara luar biasa. Semua tergantung dari kita, apakah kita sudah mengetahui potensi kita dengan baik, sudah mengolahnya dan mempergunakannya untuk kebaikan kita serta orang lain atau belum. Petrus menggunakan nama Yesus di sini untuk menunjukkan bahwa ia melakukan mukjizat itu bukan dengan kuasanya sendiri tetapi dengan kuasa Yesus.
Kesimpulan. Hidup bergantung kepada Allah dan mengembangkan potensi yang ada dengan demikian, membantu mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah! Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!