Materi S2C : Selasa, 25 April 2017 Durasi: 20 Menit
Nats : Ibrani 5:11-14
Tema : Kedewasaan Rohani terlihat dari Identitas kita sebagai
murid Kristus
PENDAHULUAN.
Selasa ini kita akan belajar point ketujuh: Kedewasaan Rohani dari Pilar IV: Menjadikan Jemaat, Menjadi Imam yang Berimamat.Mengukur kedewasaan fisik lebih mudah ketimbang mengukur kedewasaan rohani seseorang. Dari usia, bentuk tubuh, dan caranya berbicara saja mungkin kita bisa menilai kedewasaan seseorang.
Tetapi cara-cara seperti itu tidak berlaku untuk menilai kedewasaan rohani. Lamanya seseorang menjadi pengikut Tuhan, kefasihannya dalam berdoa panjang-panjang, kesibukannya dalam mengikuti kegiatan pelayanan, bahkan kemurahan hatinya dalam memberi bantuan bukanlah ukuran yang tepat. Mengapa? Mungkin juga melakukan dengan motivasi yang salah misalnya demi mengejar ambisi pribadi, pujian, atau mengurangi rasa bersalah dan lain sebagainya. Lalu, bagaimana menilai kedewasaan rohani? Dengan menyatakan identitas diri kita yaitu murid Kristus.
KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Menilai Kedewasaan Rohani terlihat dari Identitas kita sebagai murid Kristus yaitu melalui:
- Kasih yang sejati kepada Yesus Kristus dan Kasih Kepada Sesama.
- “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Luk.14:26).
- Hal ini tidak berarti kita harus membenci dan berseteru dengan keluarga kita, tetapi ini berarti bahwa kasih kita kepada Kristus harus lebih agung dan mulia. Sebenarnya yang paling sulit di dalam tuntutan ini adalah “bahkan nyawanya sendiri”. Cinta diri sendiri adalah rintangan yang paling besar dalam menjadi murid.
- “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yoh. 13:35; 1 Kor.13:4-7).
Aplikasi : Kedewasaan Rohani seseorang dapat dinilai melalui Kasihnya. Baik Kasih kepada Tuhan dan sesama.
- Meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Dia.
- “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Luk.14:33). Hal ini juga berarti sama dengan menyangkali diri sendiri dan memikul salib-Mat.16:24.
- Menyangkali dirinya berarti menaklukkan diri kepada Tuhan Yesus Kristus, sehingga kita tidak memunyai hak dan kuasa lagi atas diri sendiri. Dengan kata lain apa saja masih mengikat kita (hobi, harta kekayaan, handphone, hak dan lainnya) harus kita tanggalkan. Agar kita dapat bertumbuh dewasa secara rohani sehingga kita bisa membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Aplikasi : Kedewasaan Rohani seseorang dapat dinilai melalui keberaniannya menyangkal diri dan memikul salib (meninggalkan segala seuatu bagi Tuhan atau tahan menderita bagi Tuhan)
- Berpegang teguh kepada perkataan Tuhan.
- “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku.” (Yoh.8:31).
- Untuk menjadi murid yang sesungguhnya, kita harus memiliki keteguhan hati. “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah” (Luk.9:62). Kristus menghendaki supaya mereka yang mau mengikut Dia harus berada dalam ketaatan.
Aplikasi : Kedewasaan Rohani seseorang dapat dinilai melalui ketaatan dalam melakukan Firman Allah.
Kesimpulan. Kedewasaan Rohani Itu Bukan Dari Lamanya Menjadi Murid, Melainkan kerelaan untuk dibentuk menjadi murid Tuhan. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!
Write a comment:
You must be logged in to post a comment.