[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Listen to Post”]

Materi S2C : Selasa, 16 Februari 2016       Durasi: 20 Menit

Nats          : Matius 12:50; 18:12-14

Tema         : Dampak atau akibat kehilangan Figur Bapa

PENDAHULUAN.

16 febMinggu lalu telah kita pelajari kualitas hidup akibat memiliki atau mendapat figur Bapa. Kualitas hidup yang rendah diri dihadapan Tuhan, memiliki tujuan hidup yang jelas dan memiliki kesetiaan. Maka hari ini beberapa hal akibat atau dampak kehilangan figur Bapa.

Figur atau teladan sangat penting menjadi salah satu penentu sebuah generasi. Samuel pada masa kecilnya kurang mendapat figur yang baik dari bapa rohaninya yaitu Imam Eli, dalam hal mendidik anak. Sebagai bapa dari anak-anaknya Imam Eli tidak bisa mendidik anak-anaknya dengan baik, dimana anak-anaknya tidak takut kepada Tuhan bahkan dikatakan Imam Eli tidak memarahinya ketika anak-anaknya menghujat Tuhan, menghina/tidak hormat kepada Allah 1 Sam. 2:11-36; 3:11-14, hal ini tanpa disadari Samuel mengalami hal yang sama dimana ia tidak bisa mendidik anak-anaknya untuk takut Tuhan 1 Samuel 8:1-5. Jika kita memahami peran bapa salah satunya adalah perencana, sudahkan kita merencanakan dan mempersiapkan generasi kita untuk hidup takut akan Tuhan? Samuel memang memiliki kualitas hidup yang baik, sehingga Tuhan memanggil dan mengangkatnya menjadi hakim atas orang Israel, memberikan jabatan nabi kepadanya. Namun setelah ia menjadi tua, anak-anaknya tidak meniru teladan bapanya Samuel yang baik.

Hal ini menjadi pelajaran, bukan sekedar kita memiliki kualitas hidup yang baik, namun apakah kita bisa mempersiapkan & merencanakan generasi kita untuk dapat memiliki kualitas hidup yang baik. Berikut ini kita mempelajari akibat atau dampak dari kehilangan figur seorang bapa.

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Dampak atau akibat kehilangan figure Bapa:

  1. Menjadi Pendusta
  • Ada dua pilihan dalam hidup ini : mengikuti bapa pendusta yang tidak hidup dalam kebenaran (artinya kehilangan figur Bapa di Sorga) atau mengikuti ajaran atau kebenaran dari Bapa kita di Sorga (arti memiliki figur Bapa di Sorga)-Yohanes 8:44.
  • I Yoh.2:22 Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
  • Artinya jika kita hidup dalam kebenaran, berarti kita mengakui Yesus adalah Kristus, sebagai Bapa kita, maka kita akan melakukan kebenaran/kehendak Bapa. Sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan bukan pendusta – 1 Yoh. 3:10; Mat. 12:50.

 

  1. Menjadi Penyesat
  • Kisah Raja Yoram ini menarik, dari beberapa kisah raja-raja Yehuda, Raja Yoram ini memiliki figur bapanya yaitu Yosafat yang hidup benar. Namun karena tidak mengikuti figur ayah/bapanya, melainkan memilih mengikuti figur ayah mertuanya yang jahat 2 Taw. 21:2-20, sehingga ia menyesatkan generasi yang dipimpinnya 2 Taw. 21:11. Maka ia kehilangan banyak berkat. Berkat kesehatan, bahkan ia mati dengan tidak di cintai 2 Taw. 21:12-15.
  • Bandingkan 2 Yoh 1:7-9 setiap orang yang tinggal dalam, ajaran Kristus ia memiliki figur Bapa dan tidak kehilangan upahnya.

 

  1. Menjadi Pribadi yang jahat
  • 2 Taw. 24:2 Raja Yoas melakukan apa yang benar selama hidup imam Yoyada, namun setelah kematian Imam Yoyada, raja Yoas menjadi jahat ia membunuh anak dari imam Yoyada yang telah menegur raja Yoas- 2 Taw. 24:15-22. Berilah ilustrasi.

 

Kesimpulan. Janganlan sampai kita kehilangan figur Bapa di Sorga, contohlah figur/teladan dari bapa-bapa leluhur kita yang baik. Amin. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Write a comment:

You must be logged in to post a comment.

Loading...