Materi S2C : Selasa, 03 November 2015 Durasi: 20 Menit
Nats : Kisah Para Rasul 20:18-38
Tema : Otoritas untuk membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan
Yesus, belajar dari prinsip Rasul Paulus
PENDAHULUAN.
Beberapa bulan yang lalu telah kita pelajari bagaimana mengubah mental pengemis menjadi mental Kerajaan Allah. Sebagai akhir pembahasan minggu lalu telah kita kenali ciri dari orang-orang Kerajaan Allah adalah suka menabur dengan tidak berfokus pada hasil atau tuaian dari apa yang kita tabur.
Memasuki bulan November & Desember kita akan belajar Pilar ke 9 yakni: Menjadikan Jemaat Berotoritas Raja Yang Mengutamakan Prinsip Keimamatan, Point 2: Otoritas untuk membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan Yesus dan MengasihiNya
KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Otoritas untuk membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan Yesus, belajar dari prinsip Rasul Paulus!
- Prinsip pertama: Manusia terhilang tanpa Kristus
Kekuatan atau kuasa dari kata-kata Paulus ditemukan dalam pribadinya untuk memenangkan jiwa (KPR 20:20-21, 31) itu adalah karakteristik pribadi Paulus, Ia memiliki keyakinan bahwa manusia terhilang tanpa Kristus Roma 3:10, 23, (Contoh : Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah; Seorang yang saleh dan yang memberi banyak sedekah kepada orang-orang dan yang senantiasa berdoa kepada Allah –KPR 10:30, 31).
Alkitab menjelaskan kebaikan Kornelius tidaklah cukup di hadapan Tuhan. Sebagai orang yang baik, tapi tanpa Kristus. Ia seorang yang terhilang dan malaikat berkata kepada Kornelius ketika berdoa untuk menyuruh dia mengirim seseorang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus yang akan menyampaikan firman kepadanya supaya ia dan seisi rumahnya selamat (KPR 10:3, 32-48, 11:14; Yes. 53:6; Rom.3:10). Oleh sebab itu manusia memerlukan keselamatan (KPR 4:12; 1 Tes 5:9).
Jadi, Paulus harus pergi dari rumah ke rumah, di hadapan umum dan secara pribadi agar orang-orang bertobat kepada Allah dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus dan mengingatkan setiap orang siang dan malam dengan cucuran air mata. Itulah pelayanan Paulus.
- Prinsip kedua: Paulus bertanggung jawab terhadap jiwa-jiwa yang terhilang
Hal kedua yang dapat kita lihat tentang Paulus adalah bahwa ia merasa bertanggung jawab kepada Allah terhadap orang-orang yang terhilang Mat. 28:18-20.
Dalam Kisah Para Rasul 20:26 Paulus berkata, “Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa.” Dengan kata lain Paulus berkata bahwa ia telah melakukan bagiannya, ia telah melakukan yang terbaik untuk memenangkan jiwa-jiwa yang terhilang bagi Kristus, dan tangannya bersih.
- Prinsip ketiga: Paulus menangisi jiwa-jiwa yang terhilang.
Hal terakhir tentang pelayanan Paulus adalah bahwa ia menangisi jiwa-jiwa yang masih terhilang. Ia mengejarnya, dan mengasihi dengan hati yang penuh belas kasihan. Dalam Kisah Para Rasul 20:31 ia berkata, “…bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam dengan tiada henti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.”
Sudahkah kita berdoa bagi jiwa-jiwa yang belum percaya dan menangisi mereka dihadapan Tuhan? (Ibr.5:7; Doa Yesus disertai dengan tangisan Lukas 19:41-44).
KESIMPULAN. Setiap kita diberi Otoritas untuk membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan Yesus lakukan dengan setia dan belajar dari prinsip Rasul Paulus! Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!
Write a comment:
You must be logged in to post a comment.