Materi S2C : Selasa, 24 Agustus 2015       Durasi: 20 Menit

Nats          : Amsal 27:18

Tema         : Berkat dari Penundukan diri

PENDAHULUAN.

Ams. penundukkan diri27:18 “Siapa memelihara pohon ara akan memakan buahnya, dan siapa ‘menjaga’tuannya’ akan dihormati . Kata “Menjaga” dalam terjemahan aslinya Shamar (shaw-mar’) yang berarti: Setia, sungguh-sungguh berpegang/mengikuti, Patuh/taat, Berjaga-jaga.

Sedangkan Kata “Tuan” diterjemahkan adown’ yang berarti wewenang/otoritas yang di atasnya. Contoh:  anak-anak tunduk kepada orangtua, isteri tunduk kepada suami, Suami tunduk kepada Tuhan, kita tunduk pada pemimpin rohani, pemimpin rohani kepada gembala dan seterusnya (Ef.1:10, 22).

Sebab jika ia bertekun melayani tuannya, setia dan taat kepada tuannya, menjaga tuannya (begitulah kata yang digunakan), ia akan dihormati (Kebed) yang berarti: Dihormati, Mendapat Upah, Diperbesar kapasitas. Ams. 27:18 dengan jelas menjelaskan bahwa ada berkat (kebed) dalam diri orang yang menundukkan diri.

KALIMAT KUNCI (KAL_KUN): Berkat dari Penundukan diri!

  1. Dimuliakan, mendapat kehormatan, dihormati

Jelaslah bahwa tindakan ini menunjukkan adanya penghormatan (kebed) yang diberikan kepada orang yang telah menjaga.

Sedangkan “makan buahnya sama dengan menikmati penghormatan dari tuannya. Jika kita berbuat untuk melindungi pribadi dan nama baik tuan kita, dan memastikan agar harta miliknya tidak terbuang atau dirusak, hamba seperti itu akan dihormati, tidak hanya akan dipuji dengan kata-kata yang baik, tetapi juga akan diangkat dan diberi imbalan. Allah adalah Tuan yang telah berjanji untuk memberikan kehormatan kepada orang-orang yang melayani-Nya dengan setia (Yoh.12:26).

  1. Mendapat Upah

orang yang setia kepada tuannya, tunduk/taat dengan sungguh-sungguh menjaga tuannya, akan menjadi orang yang dipercaya oleh Tuannya (orang kepercayaan). Amsal 28:20 menjelaskan “orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat. Selalu ada berkat bagi orang-orang yang setia untuk tunduk kepada Tuhan dan pada pemimpin.

Namun sebaliknya, Bil.27:14, Maz.78:40, sebagaimana generasi pertama tidak diizinkan Tuhan masuk ke Tanah Perjanjian, demikian juga Musa. Ia tidak boleh masuk ke sana. Ini terjadi akibat pemberontakan/ketidaktaatan yang Musa lakukan. Tindakan Tuhan menghukum Musa dapat dikatakan adil dan bersifat mendidik. Menanggapi hukuman Tuhan itu, Musa tidak menjadi kecil hati atau tawar hati. Perhatiannya tertuju pada umat Israel. Ia telah membimbing mereka dengan setia. Ia tidak ingin mereka kehilangan gembala yang mereka butuhkan (Bil.27:15-18). Yosua pun dipilih Allah untuk menggantikan Musa.

  1. Diperbesar kapasitasnya

Yosua yang “setia” dengan tuannya Musa Bilangan 27:15-23, maka dia diperbesar kapasitasnya yakni menjadi pemimpin menggantikan tuannya Musa. Yusuf dengan “menjaga” harta milik Potifar maupun raja Mesir, hidupnya diperbesar kapasitasnya untuk memimpin suatu negeri.

Kesimpulan. Dipenghujung bulan ini sebagai penutup Materi dari pilar ke 8 menjadikan jemaat yang memiliki Otoritas Raja yang mengutamakan prinsip keluarga: 1). Tidak mengorbankan keluarga untuk mencapai tujuan. 2) Kebesaran dari keteladanan 3). Kerendahan hati mendahului kehormatan dan 4). Penundukan diri. Point yang terakhir telah kita pelajari ada berkat dari penundukan diri. Namun sebaliknya bagi yang tidak tunduk akan tersedia hukuman/Kutuk. Berilah ilustrasi/kesaksian untuk aplikasi!

Write a comment:

You must be logged in to post a comment.

Loading...